Sinking of My Boat in South China Sea

Published by Kafe Penyelaman on

Loading

Perjalanan kapalku berakhir di dasar Laut Natuna Utara

From Facebook’s post of Andreas Muljadi

Detik-detik penyelamatan penumpang kapal Nurah

The trip was stopped due to the ship was sunk. Nobody makes a wish their ship would be drowned during their expedition but it happened on my expedition last 14 March 2015. I and a group of marine scientist were on a 134 GT wooden boat, heading to Anambas and Natuna to conduct marine biodiversity survey. The boat were sailing for 4 hours and I was sleeping on my cabin when someone (I recognized he was Asril Djunaidi ) yelled and awoke me up..

Antara kaget dan dalam keadaan setengah tidur aku mencoba mendapatkan kesadaranku, mengatur nafas dan mencari tahu apa yang tengah terjadi di sekelilingku satu persatu kurangkai apa yang perlu kulakukan, (1) kuyakinkan diriku bahwa kapal yang kunaiki mengalami kebocoran dan akan tenggelam dalam beberapa saat. Aku pergi ke dek bawah dan kusaksikan mesin pompa berasap berusaha menyedot air yang masuk ke kapal namun tidak mampu. (2) ku kembali ke kabin dan kukumpulkan barang yang paling kuanggap penting, laptop dan kamera pinjaman, kumasukkan dalam ranselku (3) kucoba mengingat dimana gps ku, ternyata masih di meja nahkoda, kuambil dan aku duduk di samping kapal (4) dalam keadaan drop – badanku mendadak menjadi dingin – aku mulai dapat berpikir, kuputuskan mengirimkan pesan singkat ke Meity U Mongdong tentang kondisi darurat yang sedang terjadi dan meminta untuk mendapatkan bantuan segera (5) aku kirimkan waktu dan posisi kapal: 20:46 posisi N 01.21989 E 104.31384. Saat itu kru kapal berusaha melepas rakit penyelamat di kanan kiri kapal..

I and others gathered at stern of the ship and prepared to move to the life craft since water already flood the ship. One by one we jumped to the floating raft which only one was good. Then my phone rank, I got a called from SAR, asked if there is call for emergency in the ocean. I confirmed and I asked to send help immediately since our ship has been drowning and all the passengers were already in waters.

Beberapa telepon datang menanyakan posisi kami berada, dari kantor SAR, pangkalan AL dan kemudian dari kapal KRI yang sedang melakukan usaha penyelamata. Aku sms satu persatu nomor yang menelepon dg posisi koordinat dan jam saat koordinat kukirim). Beberapa saat aku dan beberapa orang mendengar suara sssttttssttstt.. oh rakit yang sedang kami naiki bocor.. pak Mark meminta kami kembali ke kapal karena disana masih lebih aman daripada di rakit yang sedang kami tumpangi karena akan segera kempis dan tenggelam. Perahu karet berusaha menarik rakit namun tidak mampu karena terlalu berat. Kami kemudian dipindah ke kapal menggunakan perahu karet.

The electricity on ship was end when we were back. I asked Kunto Wibowo to read the gps because I dropped mine when moved back to the ship. We were waiting and waiting our rescuer come, But 2 hours left without any boat come. We saw some big boats passed just 100 meters from our ship and we tried to light them and yelled but none could see us. 4 hours left and still no Navy ship come. Every ten minutes I asked the new coordinates and send to our contacts and asked their position and how long they would arrive. It was already five and half hours when the water came into the stern and the half the ship flood. Then we jumped out from the ship, some into the rubber boat and others to the water using life jackets and BCD.

Jam 01:12 aku menyaksikan sesuatu yang selama ini kusaksikan hanya di film-film atau koran, mulai dari haluan kapal masuk ke dalam air dan secara cepat bagian buritan kapal naik lalu masuk. Beberapa teman hampir terlambat keluar dari kapal dan hampir tersedot ke bawah. Kami sempat berteriak ke pak Mark untuk meninggalkan kapal karena dia yang paling akhir di atas kapal yang sedang menuju dasar lautan dengan sangat cepat. Pak akhirnya melompat ke air beberapa detik sebelum semua bagian kapal Nurah ditelan Laut Cina Selatan yang ganas.

Dengan handphone yang kupinjam dari Jupri yang masih ada sisa baterainya, aku kembali menghubungi SAR dan AL menanyakan dimana posisi kapal-kapal yang mencari kami. Aku mencoba mengkonfirmasi posisi kami dan posisi kapal-kapal yang sedang mencari kami. Terdapat perbedaan titik sampai 8 mil, sehingga kami memutuskan menggunakan bantuan ipad dan melihat di peta dimana posisi kami dari pantai. Disitu terlihat kami berada sekitar 4km dari tanjung Uban. Kapal KRI Siribua memutuskan merubah arah dan kembali ke arah barat karena mereka sudah berlayar terlalu ke Timur.

My time in GPS showed the time was 01:49 when a light from the ship came approached to our position. The help finally came and we rescued to KRI Siribua. The crews gave us dry clothes and hot milk until all of us saved into the KRI Siribua. We moved to KRI Kapitan Pattimura and served very well. It was 07:00 when we arrived Batu Ampar harbor of Batam.

Sebuah drama kehidupanku baru saja kulewati. Pelajaran berharga dari peristiwa ini adalah: dalam keadaan darurat kita harus tetap tenang dan tidak panik. Bekerja sama dan selalu bersama. Menyerahkan akhir segala sesuatu kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas hidup kita.

Sahabat, terima kasih atas doa dan dukungannya. Secara khusus terima kasih yang tulus kepada Meity yang telah membantu komunikasi kepada SAR dan pangkalan AL dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dan terus memantau keadaan kami di lapangan serta terus mendampingi selama masa pemulihan di Batam. Terima kasih kepada tim penyelamat dari pangkalan AL dan SAR Indonesia yang telah melakukan usaha penyelamatan dengan cepat sehingga kami bisa segera ditemukan dalam keadaan selamat dan tidak mengalami cidera. Terima kasih juga kepada Kazali dan Anto yang membantu kami baik selama pencarian maupun selama masa pemulihan di Batam.

Categories: DIVE PLAN

Kafe Penyelaman

As an archipelago country, Indonesia has area covered with waters bigger than land. Kafe Penyelaman wants to improve the business scope in underwater services to explore how beautiful marine life and ecosystem. Our company is an Indonesian dive center based in Cibubur and undertakes tasks covering all over Indonesia waters. Our orientation is to provide professionalism, customer focused services and competitive cost effective solution. We are supported by professional, skilled and experienced diver and scientist coral reef expert in order to ensure accurate and competent service delivery, endeavouring at all times to satisfied our client safety, quality, technical and commercial objective.