6 Jenis Hiu Berjalan Mendapat Perlindungan Penuh
Indonesia dikenal sebagai negara maritim dengan kekayaan jenis ikan tertinggi kedua di dunia setelah Australia, yaitu memiliki 4854 jenis ikan. Kekayaan jenis ikan ini merupakan potensi yang sangat penting bagi perikanan dan pariwisata, khususnya wisata bahari. Kelompok ikan bertulang rawan atau dikenal sebagai Elasmobranchii, yaitu ikan hiu dan pari merupakan kelompok ikan yang memiliki jenis ikan kharismatik dan memiliki daya tarik tinggi bagi wisata bahari khususnya selam. Jenis ikan pari dan hiu kharismatik tersebut antara lain ikan pari manta (Mobula birostris dan M. alfredi), ikan hiu paus (Rhincodon typus), hiu kepala martil (Sphyrna spp.), hiu wobbegong (Eucrossorhinus dasypogon), hiu karang sirip hitam (Carcharhinus melanpterus), hiu belimbing (Stegostoma tigrinum), dan hiu berjalan (Hemiscyllium spp.).
Bagi penyelam dapat mengamati hiu dari dekat merupakan pengalaman yang tidak akan terlupakan. Jenis hiu dengan bentuk dan perilaku unik memberikan sensasi bagi penyelam yang ingin mengamati. Hiu berjalan atau walking shark merupakan jenis hiu yang ukurannya kecil dan memiliki tingkah laku unik, yaitu bergerak dengan menggunakan sirip dada dan sirip perutnya di dasar perairan seperti berjalan.
Hiu berjalan atau Kalabia merupakan kelompok hiu bambu Family Hemiscylliidae, memiliki ciri-ciri antara lain tubuh berbentuk silinder, agak pipih, dan ramping; berukuran kurang dari 1 meter; mempunyai sungut pendek dan runcing, mulut dan lubang hidung kecil; terdapat dua sirip punggung yang sama besar, sirip dada berukuran kecil dan ujungnya membulat, sirip perut berukuran sama dengan sirip dada, sirip dubur terpisah dari pangkal ekor, sirip ekor panjang dan ujungnya membulat; bergerak dengan cara seperti berjalan di dasar perairan menggunakan sirip dada dan sirip perut.
Hiu berjalan merupakan hewan demersal, hidup di perairan dangkal, antara 0 -20 meter. Hiu berjalan hidup pada habitat terumbu karang, padang lamun dan dasar perairan berbatu atau pasir. Hiu berjalan berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar), telur berbentuk seperti kapsul yang dikeluarkan tidak bersamaan. Hiu berjalan merupakan hewan karnivora dasar. Makanan hiu berjalan antara lain ikan-ikan kecil dan invertebrata dasar perairan di sekitar terumbu karang. Hiu berjalan merupakan hewan yang aktif di malam hari dan pergerakannya lamban. Pada siang hari ia biasanya berada di bawah formasi karang, batu besar atau di tepian karang untuk mencari perlindungan.
Terdapat sembilan jenis ikan hiu berjalan di dunia, yaitu Hemiscyllium freycineti, terdapat Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat; H. galei dapat dijumpai di Teluk Cenderawasih, Papua Barat; H. hallstromi dengan sebaran di Selat Torres, Australia dan tenggara Papua Nugini; H. halmahera dapat dijumpai di perairan Halmahera, Indonesia; H. Henryi, terdapat di Teluk Triton dan sekitarnya, Papua Barat; H. michaeli dengan sebaran di Teluk Milne, Papua New Guinea; H. ocellatum dengan sebaran di timurlaut Queensland, Australia; H. strahani, terdapat di Teluk Depapre, Indonesia dan Pesisir Tengah di utara Papua New Guinea; dan H. trispeculare dapat ditemukan di baratlaut Australia dan Kepulauan Aru, Indonesia.
Peta Sebaran Hiu Berjalan – Sumber : Dudgeon etal. 2020
Dari kesembilan jenis hiu berjalan yang dijumpai di dunia, terdapat enam jenis yang dapat dijumpai di perairan Indonesia, yaitu :
- Hemiscyllium freycineti
- H. galei
- H. halmahera
- H. henryi
- H. strahani
- H. trispeculare
4 jenis hiu berjalan diantaranya endemik/ hanya dijumpai di perairan Indonesia, yaitu Hemiscyllium freycineti, H. galei, H. halmahera dan H. henryi.
Populasi hiu berjalan mendapat ancaman dari kegiatan manusia, seperti adanya penangkapan untuk kebutuhan akuarium maupun sebagai tangkapn sampingan. Kegiatan wisata yang kurang ramah, serta kerusakan habitat hiu berjalan menjadi ancaman bagi hiu berjalan. Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia telah melakukan penelitian terhadap populasi hiu berjalan bersama lembaga-lembaga lain yang peduli terhadap kelestarian hiu berjalan.
Pada tanggal 30 Januari 2023 pemerintah menerbitkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2023 Tentang Perlindungan Penuh Ikan Hiu Berjalan (Hemiscyllium spp.) – klik untuk Download. Dengan peraturan ini diharapkan pengelolaan terhadap Hiu berjalan dapat dilakukan sehingga keberlanjutan ekologi dan pemanfaatannya dapat dilakukan secara optimal.
Bahan bacaan :
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2023 Tentang Perlindungan Penuh Ikan Hiu Berjalan (Hemiscyllium spp.)
Analisis Kebijakan Penetapan Status Perlindungan Ikan Hiu Berjalan (Hemiscyllium spp.)
Baca juga :
Spawning and Aggregations of Groupers (Serranidae) and Napoleon Wrasse (Labridae) in the Komodo National Park
Hebat! 10 Ikan Komersial ini menentukan Kesehatan Karang
Sekilas Ikan Bam
Keseimbangan
Status of Golden Butterflyfish in Indonesia
13 Lokasi Wreck Dive Menakjubkan di Indonesia
Untaian Cincin Api Flores Timur
Selam dan Lestarikan Raja Ampat
9 Ikan Eksotis Paling Dicari Penyelam