Pekerjaan

Loading

Andreas Muljadi bekerja pada program pengelolaan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil selama 25 tahun fokus dalam survei kelautan, pengumpulan dan analisis data biofisik. Pemantauan kesehatan terumbu karang dan ikan, identifikasi lokasi pemijahan ikan karang (SPAGs), migrasi mega fauna laut, pemantauan pemanfaatan sumberdaya laut, serta pengolahan data spasial menggunakan aplikasi sistem informasi geografis (GIS). Kariernya di bidang konservasi kelautan berawal pada tahun 1998 bersama The Nature Conservancy (TNC) sebuah Non-Goverment Organization (NGO) atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) konservasi internasional pada Kantor Lapangan Komodo, Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 2003 mengawali program konservasi kelautan TNC di kepulauan Raja Ampat, Papua Barat sebagai Koordinator Pemantauan dan Pengawasan Sumberdaya Laut.  Tahun 2010 menjadi Koordinator Konservasi pada program The Nature Conservancy di Nusa Penida, Bali.   Tugas-tugas yang telah dilaksanakan Andreas Muljadi antara lain melakukan pemantauan kesehatan karang, pemantauan lokasi pemijahan ikan kerapu dan ikan napoleon serta pengamatan mega fauna laut seperti penyu, pari manta dan setasea (paus dan lumba-lumba) di Taman Nasional Komodo. Pengumpulan data biofisik dan sosioekonomi serta merancang sistem zonasi Kawasan Konservasi Kofiau Raja Ampat dan Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida.  

Dalam melakukan kajian dan studi serta membangun desain pengumpulan informasi, Andreas Muljadi melakukan wawancara dengan pengguna sumber daya, studi pustaka baik laporan maupun peta serta pengamatan menggunakan boat dan perlengkapan selam scuba, kemudian mengolah dengan menggunakan piranti lunak seperti program worksheet dan sig, menjadi tampilan grafis dan peta tematik- selanjutnya digunakan untuk merancang pengelolaan kawasan konservasi laut berdasarkan zonasi untuk mempermudah proses selanjutanya.  Ketrampilan dan pengalaman penyelaman merupakan syarat utama untuk mengumpulkan data di lokasi, khususnya kawasan perairan dengan kondisi alam yang ekstrem seperti arus yang kuat, suhu perairan yang dingin maupun angin dan gelombang laut.

Bersama tim mensosialisasikan hasil kajian untuk mendapat masukan melalui pertemuan dan diskusi maupun material atau lembaran fakta serta laporan. Seminar dan simposium merupakan sarana ntuk menyebarkan pengalaman dan pembelajaran baik tantangan dan keberhasilan kepada komunitas yang lebih luas.

Selama karirnya di bidang konservasi kelautan, Andreas Muljadi telah melakukan survei kelautan maupun pelatihan-pelatihan di bidang ekosistem laut dan konservasi kelautan baik di tingkat nasional maupun internasional, antara lain di kepulauan Riau, perairan Belitung, Taman Nasional (TN) Kepulauan Seribu, TN Karimunjawa, TN Alas Purwo, perairan Bali, perairan Derawan, TN Wakatobi, Kepulauan Sulabesi, Pulau Obi, perairan Lombok, Atol Metimarang – Maluku Barat Daya, Teluk Saleh dan pulau Moyo, TN Komodo dan perairan Flores, TN Laut Sawu, TN Bunaken, perairan Halmahera, kepulauan Banda Neira, kepulauan Raja Ampat, perairan Kaimana, TN Laut Teluk Cenderawasih, Taman Laut Tioman dan Taman Laut Tun Sakaran – Malaysia, perairan Atauro, Liquiça, Manufahi dan Nino Konis Santana National Park – Timor Leste, Suaka Laut Kehpara, Pohnpei – Mikronesia, perairan Phuket – Thailand, serta Suaka Laut Gladden Spit, Belize – Centro America.
Andreas Muljadi adalah seorang Instruktur selam POSSI – CMAS dengan pengalaman mengajar lebih dari lebih dari 20 tahun dan pengalaman menyelam lebih dari 5000 penyelaman. Gelar Sarjana Teknik diperoleh Andreas Muljadi dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang. Andreas Muljadi juga aktif dalam penulisan laporan teknis dan jurnal ilmiah kelautan baik Nasional maupun jurnal Internasional.