Kuliner dan Selam di Tejakula
Keinginan menjelajahi sudut pulau Bali yang kaya akan lokasi kuliner dan penyelaman ini timbul saat berkumpul dan ngobrol di markas Penyelaman. Saya, Muhajir, Arief, Jensy dan Derta sepakat mengisi akhir minggu awal Juli ini ke Tejakula di pantai utara pulau Bali. Sabtu, 3 Juli 2010 kami berempat berangkat menuju Bali Utara jam 6 pagi. Kendaraan meluncur menyusuri jalan berliku melewati Kintamani yang berkabut hingga akhirnya tiba di Bondalem. Di sana kami mengambil perlengkapan selam dan tabung yang telah disediakan.
Kami menuju pantai Taman Segara dan menjemput seorang teman dari kelompok nelayan yang akan menemani kami menyelam. Penyelaman di Taman Segara dilakukan melalui pinggir pantai yang berpasir hitam. Saat itu gelombang cukup besar sehingga kami harus berjalan secara perlahan dan berhati-hati. Setelah sampai di air, kami berenang ke arah tubir kemudian berenang menyusuri lereng terumbu. Terumbu karang di perairan ini cukup sehat dan bervariasi, seperti bentuk pertumbuhan bercabang, masif, mendaun maupun seperti kerak. Selain itu kami juga menjumpai bermacam karang lunak dan biota lainnya.
Ikan karang beraneka ragam seperti ikan kelelawar, kakap, ikan kakatua, dan ikan kupu-kupu berenang di atas terumbu. Beberapa karang keras terlihat pucat seperti terkena dampak naiknya suhu air laut. Seperti dilaporkan bahwa beberapa lokasi di Indonesia mengalami pemutihan karang akibat suhu air yang meningkat. Berharap apa yang dialami terumbu di Taman Segara belum menunjukkan pemutihan secara masal. Kami terus berenang mengikuti pemandu selam kami sambil mengambil gambar biota laut yang unik seperti nudibranch, udang maupun anemone laut. Kami menyelesaikan penyelaman pertama ini kurang lebih selama 45 menit dan kembali ke pantai.
Setelah mengemasi peralatan ke dalam mobil kami bergegas untuk menuju lokasi berikutnya yaitu pantai Bondalem. Dalam perjalanan ini kami singgah di RM Sukerti di jalan raya Tejakula. Rumah makan ini menyediakan sate dan gule kambing sebagai hidangan utama. Kami berempat memesan masing-masing sate dan gule. Irisan daging sate nya cukup besar namun empuk. Bumbu kecap dan irisan bawang merah sangat enak rasanya. Gule kambingnya juga sangat enak membuat kami menambah nasinya. Tidak berapa lama Derta datang bergabung.
Setelah mengganti tabung selam, kami menuju lokasi penyelaman kedua yang terletak di sebuah pantai di dekat Pura Bingin di desa Bondalem.
Penyelaman disini pun dimulai dari pantai. Kecerahan cukup baik sekitar 12 meter. Ikan-ikan kakap kuning berenang bergerombol menyambut kami saat turun ke kedalaman hingga 25meter. Sepanjang kaki mengayuh kami menjumpai banyak ikan terutama ikan capung, kakatua dan ikan kepe-kepe atau Damself fish. Beberapa ikan yang menyamar kami jumpai di atas karang sehingga hampir tersentuh tangan. Lokasi ini menyimpan potensi bermacam jenis ikan dan tutupan dasar. Ikan karang dan biota laut lainnya menemani kami sepanjang penyelaman, beberapa diantaranya berhasil kami abadikan.
Selesai menyelam kami singgah ke kantor lapangan Reefcheck dan mendapat suguhan teh manis dari tuan rumah. Disini kami disambut oleh tiga ekor anjing yang membuat Muhajir ketakutan dan bersembunyi di dalam mobil.
Kami akhirnya harus kembali ke rumah, melewati jalan yang sama. Saat melintasi Kintamani, kabut sudah mulai hilang. Kami mencoba mengambil gambar gunung Batur dan danau Kintamani sebagai kenangan kami. Perjalanan ini sungguh berkesan karena ini kami pertama menyelam di daerah Tejakula. Kami berharap kejadian pemutihan karang tidak berlanjut dan menjadi lebih buruk, sehingga keindahan alam bawah air di Bali dapat mendatangkan wisatawan untuk menikmati keindahannya.
Lokasi penyelaman Tejakula, Bali :
Topik terkait :
Isyarat Tangan Dalam Keadaan Darurat Saat Menyelam
Geropa Laut Mikronesia
Hiu Paus Teluk Cenderawasih
Semalam Bersama Si Raksasa di Pantai Trianglasi Alas Purwo
Ikan Matahari dari Nusa Penida
Sinking of My Boat in South China Sea
The Fluorescence of Cuttlefish
Udang Bintik Merah