Jelajah Pesona Ambon Lease
Zamrud Terumbu Karang
Nusantara merupakan sebuah negeri bagaikan untaian ratna mutu manikan di garis khatulistiwa. Keindahan alam dan kekayaan budaya Indonesia tersebut tercermin dalam perjalanan saya ke Ambon dan Lease, sebuah perjalanan menguak kekayaan alam khususnya keanekaragaman kehidupan bawah laut di gugus pulau yang terletak di provinsi Maluku. Ambon dan pulau-pulau Lease telah dikenal sejak ratusan tahun silam sebagai daerah penghasil cengkeh dan menjadi magnet bagi bangsa-bangsa eropa untuk datang. Jejak kedatangan bangsa asing ini dapat disaksikan hingga kini melalui bangunan bersejarah yang masih berdiri. Tidak hanya rempah-rempah yang telah mempesonakan banyak bangsa, Ambon dan Lease merupakan kepulauan yang dikelilingi oleh zamrud terumbu karang yang telah menawan hati para penyelam maupun pecinta petualangan bahari di Nusantara maupun manca negara.
Perjalanan saya dimulai dari bandara Pattimura Ambon menuju penginapan di Natsepa resort. Sepanjang perjalanan saya terkagum melihat keindahan laut teluk Ambon yang biru dan tenang. Kami langsung menuju hotel dan beristirahat, Sore hari kami berkumpul dengan anggota tim lainnya, baik dari Ambon maupun dari kota lainnya seperti Jakarta, Bandung dan Bali. Kami berbagi tugas untuk melakukan persiapan pelaksanaan survei bawah air dan penentuan lokasi survei.
Selesai berdiskusi saya gunakan waktu di sore hari untuk kegiatan kuliner. Salah satu makanan sehat yang saya suka adalah rujak buah, kebetulan sekali di Ambon terkenal dengan rujak buahnya dan terletak hanya beberapa ratus meter dari penginapan kami. Saya naik motor ke pantai Natsepa dimana sepanjang pantai ini terdapat warung tenda yang menyediakan rujak buah. Keistimewaan rujak ini adalah disajikan dipinggir pantai dengan irisan buah segar dicampur sambal merah dengan kacang tanah yang dihaluskan agak kasar. Kepedasan dapat diminta kepada penjual sesuai selera kita.
Ambon merupakan pesisir yang kaya akan hasil laut, ini bukan ungkapan kosong belaka. Malam harinya saya mencoba membuktikan kekayaan alam laut di Ambon dengan singgah di salah satu warung makan hasil laut di pantai Lateri. Warung ini berada tepat dipinggir laut dan kami makan tepat diatas laut. Menu hasil laut yang saya pesan adalah barbique perut tuna dengan saos rica. Tidak hanya lezat namun protein yang terkandung didalamnya dapat menguatkan stamina tubuh kita.
Tawiri – Laha
Hari pertama penyelaman kami melakukan test dive sekaligus pengambilan data di dua lokasi di sekitar pantai Laha yang terletak di teluk Ambon. Tawiri-Laha juga dikenal dg nama Laha, tepatnya dibelakang mes TNIAL. Memiliki keanekaragaman ikan dan biota laut yang unik, sangat cocok bagi penggemar photography bawah laut khususnya macro photography. Selain ikan karang Laha juga rumah bagi biota laut lain seperti nudibranc, udang, kepiting, bintang laut dan ikan unik seperti frogfish, leaf scorpion fish, dan masih banyak lagi.
Lokasi kedua hanya berjarak beberapa ratus meter ke timur Tawiri Laha. Lokasi kedua tidak jauh berbeda dengan penyelaman pertama, dasar perairan didominasi oleh pasir dan terumbu karang yang berkelompok kecil. Selain kehidupan unik, dive spot ini menawarkan atraksi langka yaitu keluarnya gelembung-gelembung udara dari dasar pasir atau karang. Tentunya ini merupakan fenomena atau kejadian uang terkait dengan aktifitas perut bumi kita yaitu keluarnya gas dari perut bumi.
Batu Layar – Pulau Lain – Pulau Hatala
Penjelajahan di hari kedua berlanjut ke arah barat laut pulau Ambon yaitu pulau Lain dan Hatala, dua dari tiga pulau gugusan pulau Tiga. Pulau Tiga dapat dicapai melalui jalan darat kurang lebih selama 1 jam dari kota Ambon. Pemandangan laut dapat disaksikan sepanjang perjalanan dan di desa Larike tim survei berhenti sejenak untuk mengendorkan otot-otot sekaligus menyaksikan keindahan alam yaitu formasi batuan yang berbentuk layar sehingga dinamakan Batu Layar. Setelah ber selfie di Batu Layar, tim melanjutkan perjalanan darat menuju pantai Larike dimana tim akan berpindah ke perahu bodi untuk menyeberang ke pulau.
Perahu bodi merupakan transportasi laut bagi masyarakat yang tinggal di pesisir Maluku dan Papua. Perahu panjang ini terbuat baik dari kayu maupun dari bahan fiber. Setelah menyiapkan peralatan ke dalam perahu, tim berangkat menyeberang ke pulau Lain dalam dua perahu. Bagi yang belum terbiasa menumpang perahu bodi akan terasa sulit karena mudah bergoyang, namun bila sudah pernah dan sudah terbiasa akan mudah, kita hanya menyesuaikan kesimbangan kita mengikuti goyangan perahu akibat gelombang laut.
Kami turun dari bagian timur laut pulau Lain dan terus berenang ke arah Barat. Terumbu karang di lokasi pulau Lain terdiri dari beraneka bentuk pertumbuhan karang, seperti karang masif, karang bercabang, karang mengerak amupun karang daun. Ikan triggerfish berenang berkelompok dalam jumlah besar membentuh awan di kolom air, ikan predator seperti ikan kuwe sirip biru, ikan tuna gigi anjing berpatroli untuk mendapatkan satu dua tangkapan. Ikan kerapu cenderung malu-malu dan mengintip mangsanya dari balik karang tersembunyi. Sekelompok udang lobster menikmati istirahat siang di sebuah lobang di kedalaman 8 meter. Ikan pemakan alga atau dikenal dengan herbivora seperti ikan kakatua, ikan kulit pasir dan ikan beronang terlihat sepanjang terumbu membersihkan alga yang menempel di substrat yang sudah tidak ditempati karang. Ikan kupu-kupu berenang di atas karang sesekali mengambil polip karang dengan mulutnya yang khusus sambil berenang bersama pasangannya, kecuali ikan kupu-kupu piramid yang cenderung menyukai plankton – hewan berukuran sangat kecil yang melayang-layang di kolom air.
Istirahat setelah penyelaman pertama di sebuah pantai berpasir putih di pulau Hatala yang rindang. Keindahan pantai ini merupakan daya tarik wisata bagi masyarakat setempat untuk datang mandi di pantai maupun berfoto ria dengan latar belakang laut biru dan pulau nan menghijau. Selesai makan siang kami melakukan penyelaman kedua dengan beach entry. Pulau Hatala bagian selatan ini mempunyai dasar berbatu dan terumbu karang yang sehat dengan perairan yang jernih membuat jarak pandang yang bagus untuk melakukan fotografi. Kemiringan dasar bercampur landai hingga terjal, dive spot Hatala memiliki keanekaragaman ikan dan biota laut yang tinggi.
Kepulauan Maluku dikaruniakan laut yang indah baik pemandangan diatas maupun kehidupan bawah lautnya, serta tanah dan alam yang subur. Dalam perjalanan kembali ke penginapan tim berkesempatan mencicipi buah durian asli pulau ini. Selain rasa yang manis buah durian yang tumbuh di pulau Ambon memiliki daging yang lembut. Malam hari tim melakukan evaluasi harian dan persiapan untuk jelajah pulau Ambon hari ke-3. Perjalanan berikutnya membutuhkan persiapan logistik dan fisik yang lebih banyak karena akan menempuh lokasi yang jauh dan jumlah penyelaman yang lebih banyak.
Latuhalat – Teluk Seri – Leahari
Keesokan pagi kami bangun dengan badan segar setelah menikmati durian istimewa dari pulau Ambon. Jelajah pulau Ambon hari ke-3 menuju pesisir selatan pulau Ambon menuju ke desa Hukurila. Setelah menyusuri pantai berbukit kami juga melewati perkampungan dimana kami bisa menyaksikan bangunan bangunan kuno seperti gereja dan gedung pertemuan negeri yang anggun dan masih terawat rapi. Speedboat telah menunggu kami di pantai sehingga kami pun langsung melanjutkan perjalanan laut menuju lokasi penyelaman yaitu di Latuhalat. Lokasi dive spot ini terletak di semenanjung pulau Ambon bagian selatan sehingga daerah ini berhadapan langsung dengan laut Banda yang termashur baik kekayaan ikannya maupun jurang lautnya yang dalam. Dive spot Latuhalat juga merupakan lokasi penyelaman yang telah lama menjadi tujuan penyelaman para penyelam dunia karena disini juga terdapat dive resort yang paling tua di Ambon dan Maluku yaitu Maluku Diver. Penyelaman di Latuhalat dimulai dari terumbu karang yang landai dan berenang menuju kedalaman dimana terdapat diding karang yang cantik. Ikan fussilier berenang kian kemari dalam rombongan. Ikan kupu-kupu saling bekejar-kejaran diantara karang bercabang Acropora dan karang lunak. Saat melintas sebuah dinding yang menjorok ke dalam, saya melihat sebuah bayangan yang berbeda dari bayang-bayang ikan lainnya. Benar dugaan saya, seekor ikan komet atau dikenal dengan nama ilmiah Calloplesiops altivelis secara bersamaan sedang mengawasi saya. Pertemuan berlanjut saya mengambil kamera dan berhasil mendapatkan gambar ikan komet yang sangat langka dari jarak yang cukup dekat. Tanpa berniat mengganggu saya pun meninggalkan ikan komet tersebut dan melanjutkan jelajah bawah air saya. Cukup banyak hal istimewa yang saya jumpai disini, selain penyu hijau yang sedang bermalas-malasan, saya juga menjumpai kerang triton dan kerang trochus yang langka dan telah masuk dalam hewan dilindungi oleh peraturan pemerintah Indonesia.
Setelah istirahat di pantai kami melanjutkan penyelaman kedua di teluk Seri. Kami melakukan back-roll dive entry karena ini lebih mudah dilakukan di atas boat. Dive spot ini memiliki bentuk dasar landai sampai terjal dimana dijumpai banyak ikan dan satwa laut yang berwarna warni. Sesaat setelah memasuki air saya menjumpai ikan Napoleon berukuran sedang dan langsung berenang menjauh. Selain ikan Napoleon, kami juga menjumpai satwa dilindungi lainnya yaitu bambu laut yang banyak dimanfaatkan oleh industri akuarium.
Penyelaman ketiga di dive spot Leahari merupakan terumbu karang dengan dasar landai di dominasi oleh karang keras dan karang lunak. Keanekaragaman ikan karang maupun satwa laut di lokasi ini membuat menawan penyelam. Ikan triggerfish mendominasi kolom air dimana ikan kerapu, belut moray dan ikan pemangsa lainnya bersembunyi di lobang diantara batuan dan karang.
Baca juga : Menjadi Penyelam dan Menjelajah Dunia Bawah Air
Batu Kapal – Haruku – Batu Lampah
Kami melanjutkan jelajah Ambon dan Lease hari ke4 ke pulau Haruku. Dari hotel kami menyusuri jalan lintas Ambon ke arah timur, di pantai kepala kuda kemudian kami melakukan persiapan dan berlayar dengan boat ke Batu Kapal. Perjalanan laut ini hanya 30 menit untuk sampai di dive spot. Lokasi penyelaman terletak di selat Haruku. Kami mengamati situasi laut sebelum menyelam, terutama karena terletak di selat dan memiliki arus yang kuat. Setelah melihat cukup aman, kami turun bersama tim dan mulai melakukan pencatatan baik kondisi tutupan dasar maupun kondisi ikan. Kami menjumpai berbagai jenis ikan karang, mulai ikan pemakan alga atau herbivora, seperti ikan beronang, ikan kulit pasir, maupun ikan kakatua, hingga ikan pemakan plankton juga ikan predator atau karnivora, seperti ikan lalosi, ikan kerapu, ikan kakap, dan masih banyak lagi. Terumbu karang di Batu Kapal juga merupakan rumah bagi satwa langka seperti bambu laut, kerang kima juga tempat makan penyu hijau.
Menjelang makan siang kami kembali menyelam, tidak jauh dari Batu Kapal yaitu dekat negeri Haruku. Walaupun terlihat bekas kerusakan di masa lampau namun dive spot ini memiliki kondisi perairan yang jernih dan berarus sehingga tersedia cukup makanan bagi ikan dan satwa laut disini. Saat turun menyelam kami pun berjumpa dengan seekor penyu hijau yang sedang menikmati makan siangnya tanpa menyadari kehadiran beberapa penyelam disekitarnya. Tidak hanya warna warni ikan kupu-kupu dan ikan bidadari, kami pun terpesona oleh warna warna mencolok yang menghiasi kelinci laut di perairan dangkal.
Setelah makan siang kami menyelam di sebuah lokasi yang sangat langka, Batu Lompa. Dive spot ini sangat mudah dikenali saat air laut surut, yaitu batu berwana hitam yang bermandikan buih air laut. Batu lompa merupakan sisa dari lava yang membeku. Turun dari bagian selatan terus berenang diantara bongkahan-bongkahan karang Galaxea hingga kedalaman 25 meter. Pada kedalaman ini dasar laut didominasi pasir dan kadang terdapat kelompok terumbu karang dalam, Ikan lalosi maupun ikan karang lainnya mengitari penyelam, sekelompok ikan kupu-kupu menyerbu kami dan berenang diantara para penyelam. Keajaiban muncul dari dasar laut saat gelembung udara keluar terus menerus dari sebuah ceruk pasir. Saat kami mendekati air mulai terasa hangat, bahkan ketika paha kami menempel di pasir terasa panas menyengat. Jarak pandang yang bagus dan air yang jernih memudahkan kami menemukan lokasi keluarnya gelembung gas dari dasar laut. Bagi penyelam rekreasional disarankan untuk mengajak pemandu selam lokal yang paham lokasi ini.
Kelinci Laut
Kelinci laut atau Nudibranch dikenal sebagai siput air yang beranggotakan lebih dari 3000 spesies. Kelinci laut merupakan hewan berbadan lunak dan tidak memiliki cangkang atau operculum. Kata Nudibranch berasal dari gabungan kata bahasa latin Nudus yang berarti telanjang dan brankhia yang berarti insang. Kelinci laut memiliki tentakel di kepala yang merupakan organ yang sensitif terhadap sentuhan , rasa dan bau. Ukuran kelinci laut ini bervariasi antara 4 cm hingga 60 cm. Hewan ini memiliki 2 alat kelamin yaitu jantan dan betina, atau disebut hermaprodit. Makanan kelinci laut yag utama antara lain spons, hidroid. bryozoa dan beberapa diantaranya memakan anggota mereka sendiri. Hewan ini merupakan kelompok hewan yang paling berwarna warni yang berfungsi agar tersamar dengan lingkungannya atau menjadi tanda bagi hewan lain yang akan memangsa mereka bahwa mereka beracun.
Tanjung Booi – Molana
Perjalanan hari ke5 merupakan perjalanan terpanjang, dimulai dari hotel Natsepa menuju pelabuhan Tulehu dilanjutkan berlayar menuju pelabuhan Haria di pulau Saparua. Pelayaran menggunakan kapal cepat selama kurang lebih 1 jam melintasi laut Banda di selatan pulau Haruku. Laut yang tenang menguntungkan kami sehingga ditempuh dengan cepat.
Turun dari kapal cepat kami langsung berganti ke speedboat untuk menuju ke dive spot Tanjung Booi. Lokasi Tanjung Booi terletak di bagian selatan pulau Saparua dan menghadap ke laut Banda. Terumbu karang Tanjung Booi merupakan rumah bagi ikan ikan kupu-kupu, ikan bidadari maupun kakap dan jenis wrasse, bahkan ikan fussilier yang berjumlah ratusan berenang diantara karang keras dan karang lunak yang mendominasi dasar terumbu dan menyediakan makanan melimpah.
Selesai penyelaman di Tanjung Booi, kami beristirahat untuk penyelaman berikutnya sambil makan siang di pulau Molana. Sebuah pantai berpasir putih lagi bersih dengan air yang jernih memantulkan cahaya langit biru kehijauan membuat hati takjub akan keindahan tiada bandingnya. Terdapat juga sebuah penginapan atau resort yang dikelola dengan baik, cocok bagi wisatawan untuk berlibur dan memanjakan diri, menghilang sejenak dari kesibukan di kota. Sambil menikmati keindahan kami pun menikmati bekal makan siang dan jajanan khas Maluku.
Penyelaman kedua hari ini adalah sebuah dinding terumbu di pulau Molana yang menghadap ke arah timur. Air yang jernih membuat jarak pandang yang bagus dan dapat mengenal jenis-jenis ikan yang beraneka ragam. Ikan kakap malam berenang beriringan mengejar ikan-ikan lalosi menyusuri celah terumbu dan di belakang mereka ikan kuwe sirip biru berenang sambil mencari ikan mangsa yang lengah atau sedang sakit. Ikan lainnya bersembunyi di bawah atau lobang di dinding. Ikan dartfish berwarna cerah menggoda mata untuk dijepret dengan kamera poket. Perairan di dive spot ini juga sangat bagus untuk karang seperti karang hitam atau dikenal juga sebagai cemara laut dimana di beberapa lokasi sudah jarang dijumpai karena banyak dipakai sebagai perhiasan maupun jimat. Gelang akar bahar diyakini beberapa kalangan mempunyai khasiat terhadap kesehatan juga mampu menolak bala.
Kembali ke Saparua kami tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengunjungi kota dan melihat lebih dekat tempat bersejarah, salah satunya adalah sebuah benteng di pantai kota Saparua. Fort Duurstede adalah nama benteng ini, dibangun pertama kali oleh bangsa Portugis pada tahun 1676, kemudian direbut oleh gubernur Belanda di Ambonia pada tahun 1691. Benteng ini berhasil direbut rakyat Maluku dibawah pimpinan Kapitan Pattimura pada tanggal 16 Mei 1817. Hingga saat ini benteng ini masih berdiri tegak dan menjadi saksi sejarah perjuangan rakyat Maluku mengusir penjajah.
Ameth
Hari ke6 jelajah Ambon Lease kami menyelam di Nusalaut, dive spot pertama adalah di muka kampung Ameth. Kami berenang menyusur dinding terumbu ke arah barat dimana kami berjumpa dengan ratusan ikan dari berbagai jenis, baik ikan karang demersal maupun ikan pelagis. Ikan mackerel bergerombol dikejar oleh seekor ikan kuwe raksasa.
Ikan-ikan mackerel berusaha tetap dalam satu kelompok sedangkan ikan kuwe berusaha memecah kelompok ikan mangsanya, setelah beberapa saat belum berhasil mendapatkan mangsa ikan kuwe tersebut berenang menjauh. Kelompok ikan berikutnya adalah ikan bertanduk yang dikenal sebagai unicornfish, berenang tenang di atas terumbu karang. Diantara ratusan jenis ikan tersebut ikan pelatuk atau triggerfish terlihat mendominasi perairan ini.
Selain dive spot Muka Kampung, di Nusalaut tim jelajah juga melakukan penyelaman di titik sebelah timur kampung. Lokasi penyelaman ini memiliki terumbu karang yang landai dengan hamparan karang keras dari berbagai jenis. Selain itu permukaan dasar juga ditutupi oleh karang lunak, spons maupun jenis gorgonian dan satwa laut lainnya. Ikan lalosi beraneka jenis bisa dijumpai di sini disamping ikan karang warna warni seperti ikan kakatua, ikan beronang, ikan kulit pasir juga ikan biji nangka atau dikenal sebagai goatfish.
Napoleon primadona terumbu karang?
Saat memperhatikan perairan dengan jarak pandang yang bagus kami berjumpa dengan ikan napoleon yang sedang mencari makan. Dia berenang berputar putar di atas gerombol karang seperti sedang mengincar mangsa. Ketika tersadar sedang diperhatikan iya berenang menjaga jarak.
Baca juga : Menghentikan Ancaman Kepunahan Ikan Napoleon, Mungkinkah?
Sekilas mengenai ikan napoleon, ikan ini dalam bahasa ilmiah adalah Cheilinus undulatus, dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Napoleon Wrasse atau Humphead Wrasse atau Maori Wrasse. Di Indonesia dikenal dengan berbagai nama, antara lain Ketipas (Kepulauan Anambas), Mengkait (Kepulauan Natuna), Maming (Kepuauan Seribu dan Sulawesi), Siomay (Bangka Belitung), Bele-Bele (Kepulauan Derawan), Lemak (Kepulauan Karimunjawa), dan Licin (Nunukan). Ikan Napoleon merupakan ikan yang mempunyai ukuran terbesar dalam kelompok Labridae, dapat mencapai panjang 200cm dan berat 190kg. Ikan Napoleon tersebar di seluruh Indonesia mulai perairan pulau Weh, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Karimunjawa, Bali, Penida Derawan, Wakatobi, Komodo, Flores, Alor, Banda Naira, sampai Raja Ampat di Kepala Burung Papua. Permintaan pasar ekspor akan ikan Napoleon hidup membuat keberadaan ikan ini di terumbu karang makin menurun. Ikan Napoleon berukuran 1kg di pasar ikan hidup di Hongkong dapat mencapai 100USD per kg. Walaupun pemerintah telah mengeluarkan peraturan tentang status perindungan ikan Napoleon ini, namun pengawasan di lapangan masih perlu ditingkatkan. Dengan menjaga ikan Napoleon tetap hidup di terumbu karang, akan mengembalikan posisi ikan Napoleon sebagai primadona terumbu karang.
Itawaka
Itawaka merupakan dive spot terakhir yang terletak di Timurlaut pulau Saparua. Keanekragaman satwa laut bervariasi dari ikan gobi yang kecil hingga ikan predator seperti ikan kuwe maupun ikan kakap. Terumbu karang Itawaka juga merupakan rumah bagi satwa laut seperti kima, teripang maupun lobster. Penyelam yang akan merencankan penyelaman di Itawaka perlu mempersiakan baju selam yang cukup tebal karena sewaktu-waktu dapat berjumpa dengan arus dari dasar laut yang membawa air dingin.
Kuliner Tradisional Maluku
Tanpa terasa tiba waktunya kami bersiap meninggalkan Ambon dan Lease. Dalam perjalanan kembali dari Saparua, kami berkunjung ke sebuah warung sederhana di Tulehu yaitu warung Singgah Doloe. Disini menyediakan segala menu tradisonal Maluku seperti papeda ikan bakar, sayur bunga pepaya, ubi singkong dan masih banyak lagi.
Lokasi minum dan ngobrol di kota Ambon antara lain di Sibu Sibu, menyediakan minuman dan jajanan khas Maluku dengan iringan lagu-lagu Ambon dan lagu barat tempo doloe.
Lokasi penyelaman yang kami kunjungi merupakan sebagian dari banyak lokasi penyelaman di Ambon dan kepulauan Lease, perlu perencanaan yang baik agar liburan maupun kegiatan penyelaman dapat dinikmati dan sesuai harapan. Tersedia tempat menginap berbintang sampai penginapan dengan harga murah dengan kondisi yang baik. Operator wisata maupun pusat penyedia jasa penyelaman dapat dicari melalui website dan bisa langsung memesan trip anda secara online. Mari kita cintai negeri kita sendiri dan lengkapi khasanah kekayaan Nusantara dengan menjelajahi untaian pulau-pulau di bumi pertiwi.
Baca juga :
Keindahan Taman Laut Pulau Weh
Tantangan di Bawah Air
Ikan Matahari dari Nusa Penida
Pulau Sepa Si Cantik di Teluk Jakarta
Geropa Laut Mikronesia
Hiu Paus Teluk Cenderawasih
9 Ikan Eksotis Paling Dicari Penyelam
Flame Scallop at Liberty Wreck
3 Bahan Untuk Disinfeksi Peralatan Selam
Peta Lokasi Jelajah Pesona Ambon – Lease :